Jumat, 22 Februari 2008

Pada Saat Tuhan Menciptakan Ibu

Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran
diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan
dan berkata lembut :

"Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan
ibu ini?"

Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus
dikerjakan?

01) Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.

02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak
cepat capai.

03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.

04) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan

05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkankaki yang keseleo

06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan

07) Enam pasang tangan!! Malaikat itu menggeleng-gelengkan
kepalanya:
"Enam pasang tangan....? tsk tsk tsk" --- "Tentu saja! Bukan tangan
yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini,
mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan

08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu
"Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus
pintu yang tertutup rapat dan bertanya:
"Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata
itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya
diletakkan di belakang kepalanya,sehingga ia bisa melihat ke belakang
tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak
boleh ia lihat dan pasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang
anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara!
Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu".
Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun. "Tuhan", kata malaikat
itu lagi, "Istirahatlah" "Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai."

09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.

10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons
daging

11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak
itu tidak ingin mandi......

Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.

"Terlalu lunak", katanya memberi komentar. "Tapi kuat!" Kata Tuhan
bersemangat.

"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul
dan derita." "Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi. "Ia bukan
saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idea dan
berkompromi", kata Sang Pencipta.
Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu di pipi,

"Eh, ada kebocoran di sini". "Itu bukan kebocoran", kata Tuhan.

"Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata
kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan,
airmata...., air mata...."

"Tuhan memang ahlinya....", Malaikat berkata pelan.

Tidak ada komentar: