Selasa, 27 Mei 2008

Mawar Perhentian Bis

Jason duduk dalam bis yang penuh sesak dan menatap keluar jendela. Pada usia 23 tahun, ia merasa beban seluruh dunia terletak dipundaknya.
Ia bekerjakeras di pekerjaan konstruksinya dan bekerja kasar dengan jam kerja yang panjang. Namun gajinya sepertinya tak pernah mencukupi, khususnya karna sekarang Clare, istrinya, sedang mengandung. Tatkala ia memperhatikan perut Clare yang kian membesar, ia khawatir... Apakah aku akan menjadi penyedia yang baik? Apakah aku akan menjadi ayah yang baik? Dan bagaimana dengan Clare?
Ia mendesah. Aku tak pernah membelikannya bunga seperti dulu. Spertinya gajinya tidak mengizinkan kemewahan2 sperti itu lagi. Ia teringat akan senyum Clare ketika ia pertama kali memberikan mawar. Mreka habis berjalan bergandengan tangan disepanjang jalan yang dipadati orang. Cahaya matahari menyinari rambut pirangnya, sementara tawanya mengubah dunia menjadi negeri ajaib.Waktu itu hari VALENTINE, dan menuruti dorongan hatinya, ia membayar $20 kepada seorang penjaja keliling untuk selusin mawar cantik bertangkai panjang. Ia tersenyum kala teringat akan pandangan yang ada dalam mata Clare yang berwarna ungu ketika ia dengan santun mempersembahkan bunga2 itu kepadanya. Senyuman Clare yang lembut meluluhkan hatinya.
Betapa ia rindu untuk melihat Clare tersenyum seperti itu lagi.
Jason menghela nafas dalam-dalam. Kalau saja aku bisa menunjukkan kepadanya betapa aku sangat menghargainya, pikirnya letih. Dan inilah Hari Valentine dan aku pulang dengan tangan hampa.
Bis itu melengking berhenti, dan pintu terbuka bagi seorang pria renta yang berpakaian rapi dalam stelan coklat pudar. Mata birunya yang baik mengintip keluar dari balik lensa-lensa tebal kacamatanya, dan rambut putihnya melekat di atas kedua telinganya, membuat bagian atas kepalanya hampir gundul. Pria tua itu berjalan dengan menyeret kaki di gang antar kursi bis sebelum menunjuk ke kursi kosong di samping Jason.
"Pak, apakah kursi ini kosong?"
Jason menganggukkan kepala, "Ya, silahkan duduk."
Pria tua itu mendudukan diri di kursi itu, menggenggam sebuket mawar merah cantik yang terbungku tissue putih. Jason bisa menghirup keharumannya tatkala pria tersebut dengan hati2 memegang tangkai2 yang terbungkus itu.
"Apakah bunga ini untuk istri anda?" tanya Jason.
Pria tua itu menggangguk. "Saya telah memberinya selusin mawar merah setiap hari Valentine sejak ia mencuri hati saya lebih dari 50 tahun silam."
Jason tersenu,. "Istri saya juga menyukai mawar."
"Sudah berapa lama kalian menikah?" pria tua itu bertanya.
"Hampir setahun." Jaon terkjut mendapati dirinya berkata, "dan sebentar lagi akan hadir si kecil."
"Saya harap anda melakukan sesuatu yang istimewa untuknya hari ini," kata pria tua itu sambil tergelak penuh perhatian.
Jason menunduk menatap kedua tangannya yang kasar karna kerja keras. "Saya ingin sekali, tapi..."
Kedua pria itu masuk dalam keheningan, sementara bis itu meraung melintasi jalan2 kota sampai tersentak berhenti di sebuah pemberhentian bis yang dihiasi barisan pohon-pohon.
Si pria tua bangkit dari kursinya. "Ini pemberhentianku."
Sambil melangkah ke gang antar kursi, ia berpaling dan menyodorkan mawar merah itu kepada Jason. "Bunga-bunga ini untukmu, Nak. Istriku pasti ingin istrimu memilikinya."
Sebelum Jason sempat mengajukan protes, pria tua itu telah masuk ke dalam kehangatan senja hari.
Sewaktu bis itu bergerak menjauh, Jason masih memperhatikan pria itu berjalan perlahan ke arah padang rumput hijau yang bersinar terang dalam cahaya matahari. Namun pandangannya mengabur tatkala pria tua itu berhenti di gerbang dari besi tempa berwarna hitam dan mendorongnya terbuka. Siluet gelap kata-kata gerbang itu menyatakan dalamnya kemurahan hati pria renta itu. Kata-kata itu berbunyi, "TAMAN MAKAM OAK VIEW."

CINTA SEJATI

Seorang pria dan kekasihnya menikah dan acara pernikahannya sungguh megah. Semua kawan-kawan dan keluarga mereka hadir menyaksikan dan menikmati hari yang berbahagia tersebut. Suatu acara yang luar biasa mengesankan.
Mempelai wanita begitu anggun dalam gaun putihnya dan pengantin pria dalam tuxedo hitam yang gagah. Setiap pasang mata yang memandang setuju mengatakan bahwa mereka sungguh-sungguh saling mencintai.
Beberapa bulan kemudian, sang istri berkata kepada suaminya, "Sayang, aku baru membaca sebuah artikel di majalah tentang bagaimana memperkuat tali pernikahan" katanya sambil menyodorkan majalah tersebut.
"Masing-masing kita akan mencatat hal-hal yang kurang kita sukai dari pasangan kita. Kemudian, kita akan membahas bagaimana merubah hal-hal tersebut dan membuat hidup pernikahan kita bersama lebih bahagia ..."
Suaminya setuju dan mereka mulai memikirkan hal-hal dari pasangannya yang tidak mereka sukai dan berjanji tidak akan tersinggung ketika pasangannya mencatat hal-hal yang kurang baik sebab hal tersebut untuk kebaikkan mereka bersama. Malam itu mereka sepakat untuk berpisah kamar dan mencatat apa yang terlintas dalam benak mereka masing-masing.
Besok pagi ketika sarapan, mereka siap mendiskusikannya. "Aku akan mulai duluan ya", kata sang istri. Ia lalu mengeluarkan daftarnya. Banyak sekali yang ditulisnya, sekitar 3 halaman .... Ketika ia mulai membacakan satu persatu hal yang tidak sukai dari suaminya, ia memperhatikan bahwa airmata suaminya mulai mengalir ....
"Maaf, apakah aku harus berhenti?" tanyanya. "Oh tidak, lanjutkan ..." jawab suaminya. Lalu sang istri melanjutkan membacakan semua yang terdaftar, lalu kembali melipat kertasnya dengan manis di atas meja dan berkata dengan bahagia. "Sekarang gantian ya, engkau yang membacakan daftarmu".
Dengan suara perlahan suaminya berkata "Aku tidak mencatat sesuatu pun di kertasku. Aku berpikir bahwa engkau sudah sempurna, dan aku tidak ingin merubahmu. Engkau adalah dirimu sendiri. Engkau cantik dan baik bagiku. Tidak satu pun dari pribadimu yang kudapatkan kurang ...!!”
Sang istri tersentak dan tersentuh oleh pernyataan dan ungkapan cinta serta isi hati suaminya. Bahwa suaminya menerimanya apa adanya ... Ia menunduk dan menangis ....
Dalam hidup ini, banyak kali kita merasa dikecewakan, depresi, dan sakit hati. Sesungguhnya tak perlu menghabiskan waktu memikirkan hal-hal tersebut. Hidup ini penuh dengan keindahan, kesukacitaan, dan pengharapan.
Mengapa harus menghabiskan waktu memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan menyakitkan jika kita bisa menemukan banyak hal-hal yang indah di sekeliling kita? Saya percaya kita akan menjadi orang yang berbahagia jika kita mampu melihat dan bersyukur untuk hal-hal yang baik dan mencoba melupakan yang buruk. (Anonim)

“Jangan hanya berharap, teman … Pastikan!”

Ketika sedang menunggu untuk menjemput seorang teman di bandara Portland, Oregon, aku mendapatkan salah satu pengalaman yang paling mengubah hidupku
Kejadiannya berlangsung hanya kira2 setengah meter dari tempatku berdiri…
Ketika sedang mengulur2kan kepala mencari temanku di antara pada penumpang yang turun dari pesawat, aku melihat seorang laki2 datang ke arahku sambil membawa dua buah tas ringan. Ia berhenti tepat di sebelahku untuk menyalami keluarganya….
Mula2 ia menghampiri putranya yang kecil (mungkin 6 tahun) sambil menaruh tasnya. Mereka saling berpelukan, cukup lama. Dan sambil melonggarkan pelukan, mereka saling berpandangan, kemudian aku mendengar sang ayah berkata, “Senang sekali bertemu lagi, Nak. Ayah kangen sekali!” Putranya tersenyum, dan dengna tersipu2, ia menjawab perlahan, “Aku juga, Yan!” ….
Kemudian laki2 itu berdiri, mengarahkan pandangannya pada putranya yang besar (mungkin 9 tahun), dan sambil memegang wajah anak itu dengan kedua telapak tangannya, ia berkata, “Kau sudah bertambah besar. Ayah sayang sekali padamu, Zach!” Kemudian mereka juga saling berpelukan dengan hangat…
Sementara itu terjadi, anak perempuan yang masih bayi (mungkin baru 1 ato 1,5 tahun) dengan bersemangat terus menggeliat dalam pelukan ibunya, dan tidak pernah melepaskan pandangan matanya yang mungil kepada ayahnya yang baru kembali. Laki2 itu berkata, “Hai, gadis kecilku!” sambil dengan lembut mengambilnya dari pelukan sang ibu. Ia dengan cepat menciumi wajahnya dan mendekapnya ke dadanya sambil berayun ke kanan dan ke kiri. Gadis kecil itu langsung menjadi santai dan dengan manja merebahkan kepalanya pada pundak sang ayah….
Beberapa saat kemudian, ia menyerahkan si kecil kepada anak lelakinya yang besar dan berkata, “Nah, sekarang baru puncaknya!” lalu menghampiri istrinya dan menciumnya paling lama dan paling mengesankan yang pernah kulihat. Ia menatap langsung ke matanya selama beberapa detik, kemudian dengan lembut berkata, “Aku sayang sekali padamu!” ….
Mereka terus bertatapan, terus saling senyum, dan terus saling berpeganag tangan. Untuk beberapa saat mereka mngingatkanku kepada pengantin baru, tetapi dilihat dari usia anak2 mereka, pastilah mereka bukan pengantin baru. Sementara sibuk memikirkannya, tiba2 aku sadar betapa aku begitu terpesona oleh peragaan indahnya cinta kasih tanpa syarat yang terjadi hanya setengah meter dari tempatku berdiri. Tiba2 aku juga merasa kikuk, seolah2 mengganggu jalannya sebuah upacara suci, namun terkejut sekali ketika entah bagaimana aku mendengar suaraku sendiri dengan gugup bertanya, “Woow, Berapa lama anda telah menikah?!
“Kami telah bersama selama 14 tahun, menikah 12 tahun,” jawabnya, tanpa melepaskan tatapannya ke wajah sang istri tercinta.
“Lalu, berapa lama Anda telah meninggalkan mereka?” tanyaku lagi.
Laki2 itu akhirny aberpaling dan menatapku, masih dengan senyum bahagia menghiasi wajahnya. “Dua hari penuh!”
Dua hari??? Aku tertegun. Dari begitu hebatnya cara mereka saling mneyambut, aku mengira bahwa mereka telah berpisah paling tidak beberapa minggu___kalau bukan beberapa bulan. Aku tahu keterkejutanku tidak dapat disembunyikan, maka hampir secara sambil lalu, dengna harapan dapat mengakhiri gangguanku kepada kemesraan di antara mereka (dan agar dapat kembali mencari temanku), aku berkata, “Mudah2an perkawinanku juga akan masih semesra ini sesudah 12 tahun!”
Tiba-tiba lelaki itu berhenti tersenyum. Ia menatap langsung ke mataku dengan serius, kemudian dengan kekuatan yang terasa seolah-olah menembus dadaku, ia mengatakan sesuatu yang lebih membuatku terkejut. Katanya, “Jangan hanya berharap, teman … Pastikan!”
Kemudia ia melayangkan senyuman sejuknya lagi, menjabat tanganku dan berkata, “Tuhan Besertamu !” Bersamaan denga itu, ia dan keluarganya pergi bersama-sama…
Aku masih mengamati keluarga yang istimewa itu sampai hilang dari pandangan ketika temanku datang dan bertanya, “Apa yang kau lihat?” Tanpa ragu-ragu, aku menjawab, “MASA DEPANKU!”

(Michael Hargrove)
__________________

AH - CHONG

Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan Inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia,
Jakarta. A Cong diangkat menjadi CEO(chief exec.officer)atau penanggungjawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.
Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani.
Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun. Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang dipintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.
Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang dibalik batu??? Jangan-jangan.....?????????
Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi: "Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Cina), kenapa Acek saben ari datang jam 12 begini, cuman bediri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet-cepet pergi?"Kaget, si A Cong menjawab tersipu: "Hah?!... Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng lateng kemali."
Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: " Emangnya apa yang Acek lakukan di pintu gereja gitu?"Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa-apa, Lomo. Benel! Owe cuman wilang ini doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah..!!"Terbengong, hanya, "Oh....!" yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah, akibat terlalu sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan kerumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, dimana satu kamar dihuni 8 orang pasien.
Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang.
Ia gembira tentunya… tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. Dan setiap pagi A Cong selalu menghampiri teman-teman pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2.
Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih.. Kenapa sih Acek selama di rawat terlihat begitu tenang, dan selalu gembira, padahal penyakit Acek 'kan serius?"Acong tercenung dan menjawab, "Saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong lateng, megang wo punya kaki, ia wilang: A Cong, ini aku, Yesus. Gimana owe nggak seneng, coba...!!"____________________________________________

Tulang Rusuk

Ce : Yang paling kamu cintai di dunia ini siapa ?
Co : Kamu dong !!!
Ce : Menurut kamu, aku ini siapa ?
Co : (berpikir sejenak lalu menatap Ce dengan pasti)
Kamu tulang rusukku !!! Kata Alkitab, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan
menciptakan Hawa. Semua Pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan
saat menemukan wanita untuknya, tdk lagi merasakan sakit dihati ..."

Setelah menikah, pasangan itu mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing - masing dan kepenatan hidup yang ada. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yg kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari pada akhir sebuah pertengkaran Ce lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak:

"Kamu nggak cinta lagi sama aku !".
Co sangat membenci ketidak dewasaan Ce dan secara spontan balik berteriak : "Aku menyesal kita menikah ! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!!!"
Tiba - tiba Ce menjadi terdiam dan berdiri terpaku untuk beberapa saat.
Co menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan, tetapi seperti air yang
telah tertumpah tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinang air mata, Ce kembali kerumah dan mengambil barang-
barangnya, bertekad untuk berpisah.

"Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu.

Co tidak menikah lagi,tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan ce. Ce pernah ke luar negeri tetapi sudah kembali. Dia pernah menikah dengan seorang asing dan bercerai.
Co agak kecewa bahwa Ce tidak menunggunya kembali. Dan di tengah malam yang sunyi dia meminum kopinya dan merasakan sakit di hatinya. Tetapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Ce.
Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat dimana banyak terjadi pertemuan dan perpisahan. Mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas.

Co : Apa kabar ?
Ce : Baik ... apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang ?
Co : Belum.
Ce : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Co : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, tidak ada yang berubah.
Ce tersenyum manis, lalu berlalu. "Good bye ...."

Semingga kemudian dia mendengar bahwa Ce adalah salah satu korban Menara WTC.
Malam itu, sekali lagi, Co mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di hatinya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Ce, tulang rusuknya sendiri yang telah dengan bodohnya dia patahkan.


”Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai.
Dan akibatnya seringkali adalah fatal" ...

MISSED CALL

Neeehh… buat yang sering missed call ; -)
Dalem maknanya, dalem pula arti harafiahnya he..he..he…

Sekali lagi HP-ku berbunyi. “Itu pasti dari suamiku?!” pikirku.
Pada awalnya aku merasa kesal, karena dia selalu mematikannya sebelum sempat aku menjawabnya. Tau ga sih dia kalo aku kangen! Setiap kali aku lagi sibuk dengan si kecil ato lagi masak di dapur, pasti dia menelpon dan … mematikannya lagi. Selalu begitu. Padahal kan aku capek lari-lari ngambil HP yang kutinggal di kamar, lagi di charge.
Pesannya sebelum berangkat aku ga boleh nelpon dia, “Nanti roaming mahal!” begitu alasannya. Emang iya sih, aku ga mungkin sebentar kalo ngomong sama dia, apalagi kalo lagi kangen. Aku bilang pake telp rumah aja, katanya, “Inlok murah kan jam 8 ke atas.” Lhoo, emangnya ga tau apa dia, kalo paling2 jam segitu aku lagi cape2nya.
“Apa kamu tega bangunin aku yang lagi istirahat?” kataku.
Dia jawab, “Ya ga lah, apalagi aku ga ada___biasanyakan aku yang mijetin.”
Mau SMS? Tapi katanya, “Aku bakalan sibuk, sayang…takut ga sempet baca n bales…” Emang! Dia paling males bales SMS. Kemarin aja karena aku kangen banget iseng-iseng aku SMS dia, “Aku kangen nih honey!” Dan dia cuma nulis, “Sama!” Udah?! Cuma empat huruf itu?! Ga ada titik ga ada koma?!
Aku bales lagi, “Rugi tau bayar 350 rupiah Cuma buat ngirim 4 huruf doank!!” Eeee...dia bales, “ooooooooooyyyyyyyyyyaaaaaaaaaa?????”
Huuuhh…benci deh….tapi rindu… ;p

Hari ini aku mogok aaahh.. Ga akan aku hampiri HP-ku walaupun berbunyi, kalo perlu aku bikin silent. Ga akan aku cek siapa yang nelfon. Pokoknya aku kesel!!
Dan bener, HP-ku menunjukkan adanya telfon yang masuk kemudian mati. Sekali lagi ada yang masuk kemudian mati lagi. Dan begitu sterusnya dari pagi tadi sampe malam inim aku lihat di layar HP-ku “2o missed calls.” Dalam hati, aku ga mau cek aah siapa yang nelfon. Good night, aku mo tidur aja…
Besoknya dia pulang. Dari terakhir aku lihat HP-ku sampe pagi ini, missed call-nya nambah jadi 30. Dan benar, semuanya dari suamiku. Udah 4 hari, aku kangen berat nih. Tapi aku mo sok cool aja. Namun apa daya… wajahnya yang ganteng dan tampak ceria bertemu denganku, membuat aku luluh.
“Terima missed call-ku ga?” katanya.
Langsung aku jadi inget dan kesel, “Niat nelfon ga sih?”Suamiku mengetahui gelagatku yang mulai mau ngambek. Tapi …dasar suamiku! Bijaksana dan Romantis! “Sini sayang, aku kasi tau sesuatu...” katanya.
Aku duduk disebelahnya dengan cemberut, namun ia malah merangkulku. Dia bertanya berapa kali dia missed call aku. Aku jawab dengan ketus lebih dari 20 kali sehari, total 4hari 100 missed calls. Tapi dia malah tersenyum dan menyandarkan kepalaku di bahunya.
“Kamu tau ga, sayang? Sebenarnya aku pengen lebih dari 100x sehari missed call kamu.”Aku jadi bingung dibuatnya. Udah tau aku kesel dengan semua missed call-nya, lebih dari 20 lagi sehari, malah mo nambah jadi 100! “Maksud kamu apa missed call-missed call aku?!” kataku sebel tapi bingung.
“Yaaa… aku Cuma pengen kamu tau, kalo aku masih bisa mencet-mencet HP, brarti aku masih hidup, sehat dan inget ma kamu. Dan…juga supaya kamu tau… kalo aku kangen juga ma kamu…”
Hi..hi..hi…. akhirnya dia ngomong juga. “Kalo kangen tuh nelfon!” sahutku tetep sok cool tapi hepi.
“Yaa, itu aku nelfon. Missed call lagi!!” katanya kalem.
Aku piker-pikir, koq aku jadi ga nyambung ya apa yang dia omongin. Tapi daripada di bilang telmi alias telat mikir, aku suruh aja dia ke ruang makan, karna sudah aku sediakan hidangan untuknua.
Saat aku sedang di dapur membuat minuman, tiba-tiba HP-ku berbunyi di kantong dasterku. Aku menoleh dan melihat suamiku sedang tersenyum. Aku cek layar HP-ku. 1 missed call, dari suamiku yang ganteng. Aku baca sekali lagi… “MISSED CALL”.
Dan aku baru mengerti. Aku missed call balik dia … Dan dia tersenyum…. ; }

Missed call … bukan panggilan tak terjawab … tetapi telefon KERINDUAN…..
100 missed calls … berarti … KERINDUANnya untukku … 100x lipat… ;p

Sooo guys… marilah kita saling ber missed call ria hehehe….

Selasa, 20 Mei 2008

Privacy Policy

Privacy Policy for www.martinuskurniawan.blogspot.com

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at d_marten@telkom.net.

At www.martinuskurniawan.blogspot.com, the privacy of our visitors is of extreme importance to us. This privacy policy document outlines the types of personal information is received and collected by www.martinuskurniawan.blogspot.com and how it is used.

Log Files
Like many other Web sites, www.martinuskurniawan.blogspot.com makes use of log files. The information inside the log files includes internet protocol ( IP ) addresses, type of browser, Internet Service Provider ( ISP ), date/time stamp, referring/exit pages, and number of clicks to analyze trends, administer the site, track user’s movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.

Cookies and Web Beacons
www.martinuskurniawan.blogspot.com does use cookies to store information about visitors preferences, record user-specific information on which pages the user access or visit, customize Web page content based on visitors browser type or other information that the visitor sends via their browser.

Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include Google Adsense, .

These third-party ad servers or ad networks use technology to the advertisements and links that appear on www.martinuskurniawan.blogspot.com send directly to your browsers. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies ( such as cookies, JavaScript, or Web Beacons ) may also be used by the third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertisements and / or to personalize the advertising content that you see.

www.martinuskurniawan.blogspot.com has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. www.martinuskurniawan.blogspot.com's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites.

If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites.