Selasa, 27 Mei 2008

AH - CHONG

Ada seorang laki2 paruh baya, umur 50 tahunan. Ia dipanggil A Cong (Ah Chong, ejaan Inggrisnya). Miskin, tetapi jujur dan tekun. Kejujuran dan ketekunan itu mendapat perhatian seorang pemilik toko material di daerah Glodok, Pinangsia,
Jakarta. A Cong diangkat menjadi CEO(chief exec.officer)atau penanggungjawab penuh toko tersebut. Usaha material itu meraup sukses luar biasa.
Sedemikian sibuknya A Cong di toko itu melayani pembeli, sampai ia tak sempat makan dengan teratur. Bahkan tidak jarang ia makan sambil tetap melayani.
Tetapi, di tengah kesibukannya, setiap jam 12 siang ia menyempatkan diri berlari ke sebuah gereja di dekat situ. Dan itu ia lakukan tiap hari, sudah lebih dari tiga setengah tahun. Sampai pada suatu hari kecurigaan seorang pastor memuncak! Ia telah memperhatikan dan mengamati fenomena aneh ini di gerejanya. A Cong datang dipintu gereja, hanya berdiri saja, membuat tanda salib, lalu segera bablas lagi.
Ritual itu setia dilakukan A Cong, tiap-tiap hari, itu-itu saja. Adakah udang dibalik batu??? Jangan-jangan.....?????????
Romo yang penasaran itu mencari kesempatan menghadang si A Cong, dan bertanya tanpa basa-basi lagi: "Maaf, Cek (panggilan menghormat bagi laki2 Cina), kenapa Acek saben ari datang jam 12 begini, cuman bediri aja di pintu, bikin tanda salib, terus cepet-cepet pergi?"Kaget, si A Cong menjawab tersipu: "Hah?!... Lomo, owe ini olang sibuk, owe punya waktu seliki, tapi owe seneng lateng kemali."
Jelas, Romo belum puas dan terus mendesak: " Emangnya apa yang Acek lakukan di pintu gereja gitu?"Jawab A Cong dengan polos: "Ngga ada apa-apa, Lomo. Benel! Owe cuman wilang ini doang: Tuhan Yesus, ini owe, A Cong. Uuudah..!!"Terbengong, hanya, "Oh....!" yang bisa dilontarkan sang Romo. Dan A Cong pun bergegas kembali ke tokonya.

Pada suatu hari A Cong sakit parah, akibat terlalu sibuk dan makan sekenanya, tidak teratur. Komplikasi penyakitnya cukup berat sehingga ia dilarikan kerumah sakit. A Cong bukan orang kaya, maka ia menempati kamar kelas 3, dimana satu kamar dihuni 8 orang pasien.
Sejak masuknya A Cong, kamar itu menjadi ceria, penuh canda tawa. Tak terasa 3 bulan sudah A Cong dirawat. Ia pun sembuh dan diperbolehkan pulang.
Ia gembira tentunya… tetapi teman2 sekamarnya bersedih. Selama dirawat itu, semua sesama pasien dihiburnya. Dan setiap pagi A Cong selalu menghampiri teman-teman pasiennya, satu per satu, dan menanyakan keadaan masing2.
Sayang, sekarang A Cong harus pulang dan kamar itu akan kembali sunyi. Akhirnya salah seorang sesama pasien mencoba bertanya: "Eh Cek A Cong, mau nanya nih.. Kenapa sih Acek selama di rawat terlihat begitu tenang, dan selalu gembira, padahal penyakit Acek 'kan serius?"Acong tercenung dan menjawab, "Saben ali yam lua welas, yah, ada olang laki lambut gondlong lateng, megang wo punya kaki, ia wilang: A Cong, ini aku, Yesus. Gimana owe nggak seneng, coba...!!"____________________________________________

Tidak ada komentar: