Selasa, 25 Maret 2008

Letter From The Elder

Pada hari Senin tanggal 24 Maret kemaren aku diundang untuk menghadiri bidston 1 tahun kematian nenek dari temen gereja saya Cie Sandy sekaligus temen sel group (KPP - digereja kami). Aku mendapat tugas ternyata yaitu mengiringi musik menggunakan gitar untuk pujian yang dinyanyikan.

Pada waktu pujian itu dikidungkan aku sangat menghayati lagu demi lagu yg dinyanyikan karena lagu itu sangat menguatkan aku yang sedang dirundung masalah. Kata-kata dari song leader pun seolah-olah ditujukan ke aku semua padahal aku tahu itu ditujukan kepada keluarga yang ditinggalkan. Pikiranku melayang kepada kejadian beberapa bulan yang lalu ketika aku duduk di tempat yang sama dengan memegang gitar yang sama pula dalam acara yang kurang lebih sama yaitu untuk memperingati kematian papa dari temenku ini. Namun ada satu hal yang berbeda kali ini. Aku datang sendiri!! Hal ini membuatku kadang tak kuasa menahan air mata menetes dari mataku. Aku berusaha memejamkan mataku ketika menyanyi karena aku takut banyak orang tahu kalau aku menangis.

Pada akhir acara aku berbicara dengan ko Rury (suami cie Sandy) tentang perkembangan masalahku. Di saat aku berbincang salah seorang penatua gerejaku Bu Melanie memberikan kepadaku sesuatu kertas selipan Alkitab dan ada tulisan di baliknya. Dia berkata, " Ten, dulu kertas dan kata-kata ini aku kasihkan kepada adikku Rene ketika dia menghadapi suatu masalah. Suatu saat dia bisa melaluinya dengan baik dan mengembalikkannya kepadaku. Sekarang aku kasihkan kertas ini kepada kamu karena aku tahu kamu membutuhkannya....."

Aku pegang kertas itu dan aku baca :

"Rene, what GOD is doing, we may not know now, but someday, we will understand why. Questions that taunt you and trouble your mind will one day have heaven's reply. Because GOD is in control, we have nothing to fear." Sept 22,01

Aku baca sekali lagi dan air mata menetes lagi dari mataku tapi aku tahu tetesan air mata ini karena aku tahu Tuhan ada dibelakangku dan akan menjawab masalahku seturut dengan waktu dan rencana Tuhan yang terbaik bagiku.

Besok sorenya aku ditelpon Bu Melanie dan aku disuruh ke rumahnya untuk mengambil kepala goreng kesukaanku.

Thanks Bu .......
Thanks God You've sent me another hand of You.

marten

3 komentar:

Anonim mengatakan...

nice story..
i dont feel how big your burdens
how big your troubles but i know He is bigger than that..
and i know, really know that some day you going to give a 'letter' back to the elder with smile and say 'im passed it trough'
God speed...

suntea's blog mengatakan...

hmmm..cerita yang menyentuh, but...
i don't get the point!
apa hubungane dengan kepala goreng?? :p

anyway..
semua kejadian ada hikmahnya, ambil positifnya ajalah..kalo ga ada kejadian ini, bisa bisa ga akan ada www.martinuskurniawan.blogspot.com
iya kan?

Anonim mengatakan...

@dicky

Thanks bro... You know me.

@suntea

Hmm .... dasar