Senin, 17 Maret 2008

Mainkan Senar Terakhir Semerdu Mungkin

Niccolo Paganini, seorang pemain biola terkenal di abad 19
tengah memainkan konser tunggalnya yang dipadati oleh para
penggemarnya.Di tengah suasana konser yang kian menghangat,
celaka, tiba-tiba salah satu senar biolanya putus! Keringat
dingin mulai membasahi dahi Paganini, tapi dia tetap meneruskan
permainan lagunya dengan senar yang tersisa.

Kejadian selanjutnya sangat mengejutkan. Senar biola yang
lainnyapun mulai putus satu per satu, hingga hanya tertinggal
satu senar...Ketika para penonton melihat dia tetap memainkan
lagunya dengan satu senar, merekapun berdiri, bertepuk tangan,
& berujar "hebat...hebat...". Namun para penonton menyadari
bahwa tidak mungkin Paganini dapat memainkan bagian akhir
lagunya hanya dengan satu senar yang tersisa. Dan Paganini pun
tahu betul akan hal itu, namun senar-senar yang putus tadi
tidak mungkin tersambung kembali.

Akhirnya Peganini menarik napas dalam-dalam, memberi hormat
pada penonton dan memberi isyarat kepada dirigen orchestra.
Ia telah memutuskan untuk memainkan bagian akhir lagunya hanya
dengan satu senar! Dengan mata berbinar ia berteriak "Paganini
dengan satu senar.!!!" Kemudian ia menaruh biola di dagunya,
dan ....ia berhasil memainkan bagian akhir lagu tersebut dengan
sangat indah.....

Hidup kita terkadang bagai senar yang putus, dipenuhi oleh
persoalan, kekhawatiran, kekecewaan & kegagalan. Dan kita
seringkali mencurahkan banyak waktu untuk memikirkan kembali
senar yang putus tadi.

Apakah Anda masih memikirkan "senar-senar" yang putus dalam
hidup Anda?
..
Apakah senar terakhir nadanya tidak merdu lagi??

Jangan melihat ke belakang, majulah terus, mainkan senar
satu-satunya tadi.
Mainkanlah senar terakhir itu semerdu mungkin........

Tidak ada komentar: