Rabu, 19 Maret 2008

Telaga Hati

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak
masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang
tampak seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan
semua masalahnya. Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan
seksama.
Beliau lalu mengambil segenggam garam dan segelas air.
Dimasukkannya garam itu ke dalam gelas, lalu diaduk perlahan.

"
Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya," ujar
Pak tua itu.
"Asin. Asin sekali," jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau lalu
mengajak sang pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal
Beliau. Sesampai di tepi telaga, Pak Tua menaburkan segenggam
garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu, diaduknya
air telaga itu.

"
Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat pemuda
itu selesai mereguk air itu, Beliau bertanya,
"Bagaimana rasanya?"
"Segar," sahut sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya
Beliau lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda.
"Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya
segenggam garam tadi, tak lebih dan tak kurang. Jumlah garam
yang kutaburkan sama, tetapi rasa air yang kau rasakan berbeda.
Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang kita rasakan dalam
hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita
meletakkan segalanya.
Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu
merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada
satu hal yang bisa kamu lakukan.Lapangkanlah dadamu menerima
semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu."

Beliau melanjutkan nasehatnya."Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu
menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Tidak ada komentar: